cerpen KASIH SAYANG TERINDAH

KASIH SAYANG TERINDAH

Pada suatu hari ada seorang anak buta yang ada di pinggir jalan meminta uang kepada semua orang yang lewat di pinggir jalan itu sambil membawa sebuah papan yang bertuliskan saya buta tolong saya.Tapi di topinya hanya ada beberapa uang receh saja.Saat ada seorang ibu-ibu lewat dan ia berkata saya seorang anak yang buta,tolong beri saya uang seiklasnya saja untuk makan.Lalu ibu itu melihat dengan rasa kasihan,Kemudian mengambil papan itu dan menggantinya dengan tulisan lain,Dan memasukkan uang ke topinya.Tanpa di sadari setelah itu banyak orang yang datang dan memberikan beberapa uang sampai topi itu berisi penuh uang. Setelah sore tiba ibu tadi datang lagi untuk melihat keadaan seorang anak buta tadi. Tanpa di sadari ternyata anak itu mengenali suara ketukan sepatu ibu itu dan ia bertanya”maaf apa anda yang menganti tulisan nama ini sampai semua orangmau memberi uang kepada saya?” “ucap anak buta itu.”iya saya yang menggantinya.”kata ibu itu.”

“Kalau boleh tau apa yang ibu tulis tadi?” ”saya tidak mengganti semua tulisannya hanya saya buat lebih menarik,agar orang memahami maksudnya.Saya menulis: tolong saya,saya tidak bisa melihat keindahan yang ada sekarang,tetapi kalian bisa melihat  apa yang tidak dapat saya lihat.”terima kasih bu, Kalau boleh tau siapa nama ibu?” “nama saya bu Mila,Siapa namamu nak? “ kata bu mila. “Nama saya Andi bu,Saya biasa di panggil orang si buta, Saya sedih sekali bu?”Kata Andi. “Sudahlah jangan bersedih, ingtlah kata kata ibu jika mereka dapat memberikan 100 alasan untuk menunjukkan kekurangan kita buatlah 1000 alasan untuk menunjukkan kelebihan kita” Terimakasih bu kata-kata dan nasihat ibu selalu dapat membuat hati orang tersentuh,senang, terharu,dan bermanfaat.”Ucap Andi “Dan ingatlah Andi teruslah berdoa dan berusaha,jika saya lihat kamu bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik dari ini dan terus berdoa agar diberi ketabahan dalam melekukan sesuatu” “Iya bu pasti akan saya ingat, terimakasih banyak ya bu.”,Sama-sama.

                                            Karya:Selma Nissa Budi Iftiyastuti